EXHIBITION TITLE : LOOK OF SILENT | solo exhibition
CURATOR : Dwiki Nugroho Mukti
ARTIST : Afif Mustapha
EXHIBITION DURATION : 21-27 November2017
LOCATION : Galeri Raos, Jl. Panglima Sudirman No.47, Ngaglik, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur 65311
Animal Symbolicum
Oleh : Dwiki Nugroho Mukti
Manusia adalah animal symbolicum1, atau binatang yang menghidupi dan dihidupi simbol. Ini adalah pernyataan Cassier perihal manusia dalam buku An Essay on Man, yang saya pinjam dan menjadikanya kalimat pembuka untuk tulisan ini, pernyataan ini saya letakkan di awal sebagai statement pembenar menggapa seniman membuat karya dan melakukan pameran ini. Manusia dalam berkomunikasi membuat simbol-simbol untuk dapat saling memahami, kebutuhan untuk saling berkomunikasi terjadi saat itu juga untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial. Namun tidak begitu dengan binatang, binatang tidak memproduksi simbol untuk berkomunikasi, hanya sebatas tanda.
Dalam pameran ini seniman menempatkan dirinya menjadi juru bicara hewan, seniman mencoba menjadi transmiter yang dapat memancarkan permasalahan-permasalahn hewan terkait kehidupanya yang terancam, kepada manusia. Manusia berkomunikasi melalui simbol yang disepakati, seperti halnya bahasa, gambar, gestur tubuh, dan sebagainya. Berkomunikasi artinya memperhatikan keadaan ektra-semiotis, fakta bahwa keadaan itu dapat diterjemahkan ke dalam term-term semiotis, tidak menyingkirkan kesinambungan kehadirannya dalam berbagai latar belakang fenomena yang meliputi produksi tanda.2 Namun untuk dapat terjadi komunikasi haruslah minimal ada 2 manusia yang sepakat terhadap simbol, bila ada 2 manusia namun tidak memiliki kesepakatan terhadap simbol yang sama, komunikasi juga akan sukar untuk terjalin, atau bahkan tidak sama sekali.
Seniman menangkap apa yang dialami oleh binatang, seperti, rusaknya habitat, menurunnya jumlah, merupakan petanda akan adanya sesuatu yang salah, yang dapat berakibat pada punahnya spesies binatang tertentu, yang mana hal tersebut dari sudut pandang seniman merupakan sebuah masalah yang harus dibicarakan, karena apabila tidak mungkin kepunahan benar-benar akan terjadi dan tentunya akan berakibat buruk karena saat satu unsur dalam ekosisitem hilang tentu saja hal tersebut akan berpengarung pada keseluruhan ekosistem.
Meskipun tidak secara langsung mencita-citakan karyanya menjadi sebuah solusi atas masalah, namun disini seniman ingin membuat sebuah pemantik agar masalah yang seperti ini diperhatikan dan menjadi perhatian, meskipun tidak secara langsung masalah mengenai binatang merupakan masalah yang menyasar kepada, namun saat masalah-masalah yang ingin ditampilkan seniman melalui karyanya benar-benar terjadi itu juga akan memberi dampak yang buruk bagi kehidupan manusia juga tentunya.
Dari gagasan-gasan inilah seniman kemudian membuat simbol-simbol yang sangat visual untuk mengkomunikasikan sudut pandanganya mengenai masalah-masalah yang terjadi terhadap binatang. Seperti dalam karyanya yang berjudul Anthropocene (age of man) disini seniman ingin menyampaikan bahwa melalui bentuk siluet manusia, bahwa di dalam diri manusia terdapat beberapa simbol yang melambangkan kekuatan dan sifat manusia, kepintaran dan keegoisan membuat manusia cepat berkembang dan mendominasi di bumi, sehingga menjadi spesies paling sempurna yang pernah dimuka bumi ini. Karena klain mengenai kesempurnaan inilah yang membuat manusia sering kali melupakan sekitarnya, simbol-simbol yang dimasukan seniman dalam karya ini adalah bahan pakain manusia yang tidak terpakai dan bahan itu adalah bahan jeans, seniman mengunakan simbol bahan-bahan bekas jeans sebagai bentuk simbolik terhadap manusia yang pandai untuk menciptakan sesatu namun seringkali lali untuk menggolah sampah yang dihasilkan dari apa yang ia ciptakan, dan alhasil hal tersebut akan menjadi masalah baru, dan dapat mengancam ekosistem mahluk hidup lain.
Dalam karya-karya yang lain seniman banyak menggunakan lebih dari satu medium untuk mengkontruksi sebuah karya, seperti dalam karya Antagonis, seniman berusaha menjelaskan konsepnya memalui 2 panel lukisan yang disusun secara pararel. Dalam karya ini seniman membicarakan mengenai para pencinta binatang itu senidiri, pecinta binatang adalah orang yang peduli akan kehidupan binatang tersebut, dalam persfektif ini pecinta binatang dibagi menjadi dua kelompok yang memiliki pandangan mereka masing-masing terhadap cara memperlakukan binatang tersebut, yaitu memiliki dan tidak memiliki. Kelompok memiliki disimbolkan oleh penulis berupa kepalan tangan, merasa memiliki seutuhnya dan menganggap binatang tersebut adalah miliknya, sehingga membuat binatang tersebut tidak dapat bertingkah sesuai keinginannya. Keterbatasan bergerak inilah yang membuat binatang tersebut perlahan kehilangan perilaku asli atau liarnya.
Secara garis besar karya seniman membicarakan tentang permasalah yang berkaitan dengan dunia binatang, seniman memvisualisakanya dengan gambar berwarna cerah lalu mengkombinasikanya dengan simbol-simbol sebagai pemertegas statement seniman perihal bagaimana dia mengingkan apresiatornya untuk bersikap. Jika hanya dilihat dari bagaimana seniman memvisualisasikan karya mungkin hanya sepotong yang bisa kita tangkap dari karya-karya yang dipamerkan, namun yang menjadi menarik adalah seniman membuat jembatan dengan menggunakan simbol yang jelas dan disepkati secara umum dalam karyanya agar karyanya dapat terbaca, dan apa yang ingin dia suarakan terkait dengan dunia binatang dapat tersampaikan dengan baik.
1Ernst Cassirer, An Essay on Man, (Yale University Press, 1944), hlm. 15
‘manusia adalah animal symbolicum, atau binatang yang menghidup dan dihidupi simbol’
2Umberto Eco, A Theory of Semiotics, (Indiana University Press, 1976), hlm. 236-237
————————————————————————————————————eng———————————————————————–
Animal Symbolicum
by : Dwiki Nugroho Mukti
Humans are animal symbolicum1 or animals that live and live symbols. This is Cassier’s statement about the man in the book An Essay on Man, which I borrow and make it the opening sentence for this paper, this statement I put at the beginning as a statement justifying the artists make the work and do this exhibition. Humans in communicating make the symbols to be able to understand each other, the need to communicate with each other happening right then to meet the needs of human beings as social beings. But not so with animals, animals do not produce symbols to communicate, just a sign.
In this exhibition the artist puts himself into an animal spokesman, the artist tries to become a transmitter who can radiate animal issues related to his threatened life, to humans. Humans communicate through an agreed symbol, just like language, images, body gestures, and so on. Communicating means paying attention to the extra-semiotic state, the fact that it can be translated into semiotic terms, does not exclude the continuity of its presence in various background phenomena including the production of the sign.2 However, for communication to occur there must be at least two human beings who agree on the symbol if there are 2 people but no agreement on the same symbol, communication will also be difficult to establish or even not at all.
Artists capturing what animals experience, such as, habitat destruction, decreasing numbers, are a sign of something wrong, which can result in the extinction of certain animal species, which from the artist’s point of view is a problem to be discussed, because if it is unlikely that extinction will really happen and it will certainly be bad because when one element in the ecosystem is gone, of course, it will be embedded in the whole ecosystem.
While not directly appealing to his work to be a solution to the problem, artists here want to create a lighter for this kind of concern to be noticed and noticed, although not directly the question of animals is a problem targeting, but when the problems want to show artists through his work really happened it will also give a bad impact on human life as well of course.
From this idea, the artist then makes highly visual symbols to communicate his or her point of view of the problems that occur with animals. As in his work entitled Anthropocene (age of man) here the artist wishes to convey that through the form of the silhouette of man, that in man there are several symbols that symbolize the strength and human nature, cleverness and selfishness make humans quickly develop and dominate on earth, the most perfect species ever on earth. Because the clause of perfection is what makes humans often forget about the surrounding, the symbols that included artists in this work is unused human gear and the material is the material jeans, artists use symbols of materials used jeans as a symbolic form of human clever to create one but often excavate to compensate for the waste generated from what he created, and as a result it will become a new problem, and can threaten the ecosystem of other living things.
In other works artists use much more than one medium to construct a work, as in the work of Antagonists, the artist tries to explain his concept through two parallel panel drawings. In this work the artist talks about the animal lovers themselves, animal lovers are people who care about the animal’s life, in this perspective animal lovers are divided into two groups who have their own views on how to treat the animal, which has and does not have . The group has symbolized by the writer in the form of a fist, feels whole and assumes the animal is his own, making the animal unable to behave as he wishes. This limitation of movement makes the animal slowly lose its original or wild behavior.
Broadly speaking, the artist’s work deals with issues related to the animal world, the artist visualizes it with a brightly colored image and combines it with symbols as an assertion of the artist’s statement about how he wins his appreciator to behave. If only seen from how the artist visualize the work maybe just a piece that we can capture from the works on display, but the interesting thing is the artist makes the bridge by using the symbol clearly and generally blessed in his work so that his work can be read, and what he wants he is related to the animal world can be well conveyed.
1Ernst Cassirer, An Essay on Man, (Yale University Press, 1944), page. 15
‘Humans are animal symbolicum, or animals that live and live the symbol’
2Umberto Eco, A Theory of Semiotics, (Indiana University Press, 1976), page. 236-237