SADAP | Sandiolo Residency Program – vol.2

Posted on Posted in 2017, News, Video
Spread the love

 

SADAP | Sandiolo Residency Program

Vol.2

SENIMAN : Ach. Fahrizal Mahdi

Ach. Fahrizal Mahdi adalah seniman yang berasal dari Sumenep – Madura, dia merupakan seniman yang bergerak pada praktek seni jalanan dengan nama jalanan ZHUWMOONSTRUCK dan juga seorang performance artist, selama periode 2010 hingga 2013 ia aktif berkesenian di Surabaya, namun setelah 2013 dia berfokus untuk bergerak di tanah kelahirannya yaitu Sumenep.

Dalam program residensi kali ini Fahriz akan berekplorasi terhadap pangan, mulai dari bahan – proses – produk, lebih spesifik lagi pola kerja yang dilakukan adalah pola kerja performatif dengan melakukan observasi hingga pengolahan hasil pangan terkait dengan cita rasa makanan di daerah asalnya di pertemukan dengan berbagai bahan dan persoalan yang ada di Surabaya .

PERIODE RESIDENSI :

RISET DAN PROSES : 6-9 MARET 2017

PRESENTASI KARYA : 10 MARET 2017

Di hari kedua, setelah melakukan penelusuran terhadap medan seniman membuat karya pertama yang berkaitan dengan isu pangan yaitu aktifitas yang biasa dilakukan oleh para petani yang ada di daerah asalnya yaitu Sumenep, di Sumenep petani biasa membawa bahan makanan dan mengolahnya di tengah persawahan setelah bekerja, tidak semua petani didaerah sumenep melakukan hal ini, namun beberapa masih melakukan aktifitas ini sebagai sesuatu rutinitas yang tidak dapat dipisahkan dengan proses bertani.

Surabaya menjadi sebuah kota industrial dengan lahan bertani maupun berkebun semakin sempit, secara terus menerus digerus untuk pembangunan, namun ditempat seniman melakukan residensi yaitu di SANDIOLO yang berada di pingiran Surabaya Barat masih banyak lahan persawahan yang di olah oleh warga. Karena masih adanya budaya bertani di daerah Surabaya barat hal ini menjadi hal yang cukup langka untuk ditemui di Surabaya, jadi seniman mencoba merepresentasikan keadaan dengan perilaku petani yang ada di daerahnya yang memasak ditengah persawahan, yang mana masakan tersebut benar-benar sederhana dengan lebih banyak bahan masakan yang hanya direbus sebelum di santap.

Lokasi kegiatan : /SANDIOLO (Jl. Bangkingan VIII XF.33, Perum Wisma Lidah Kulon Surabaya)

Waktu makan bersama : 7/3/2017 – 17.30

http://budidayabaik.tumblr.com/post/158103850138/sadap-hari-ke-2

silahkan datang

presentasi karya 1 sesi ke-2 oleh @zhuwmoonstruck akan dilakukan pada :

Waktu makan bersama : 7/3/2017 – 19.00

Lokasi kegiatan : /SANDIOLO (Jl. Bangkingan VIII XF.33, Perum Wisma Lidah Kulon Surabaya)

http://budidayabaik.tumblr.com/post/158106024968/sadap-hari-ke-2-sesi-2

Hari ke-3

Di karya yang selanjutnya seniman merepon fenomena yang terjadi disurabaya yaitu pola hidup masyarakat kota yang mulai meningalkan makanan tradisonal kemakanan yang lebih instan, salah satu contohnya adalah toko makanan cepat saji yang ada di surabaya, hal ini menjadi salah satu indikator bahwa memang makanan yang lebih instan sangan digandrungi oleh masyarakat perkotaan, mungkin ini juga disebabkan oleh rutinitas yang padat atau alasan yang lain sehingga pemilihan makanan mengikuti.

Seniman akan merespon bentuk makanan-makanan instan yang dia temui disekitar surabaya dan kemudian merespon dengan membuat makanan serupa namun menggunakan bahan dan teknik tradisional dalam pembuatanya.

Waktu makan bersama : 8/3/2007 – 15.30

Lokasi kegiatan : /SANDIOLO (Jl. Bangkingan VIII XF.33, Perum Wisma Lidah Kulon Surabaya)

http://budidayabaik.tumblr.com/post/158142314593/sadap-hari-ke-3

Hari ke-4 Buje cabbi

Pada presentasi ke 3 seniman akan berbicara tentang cita rasa dari masakan madura, Fahriz melihat bahwa semua masakan madura memiliki rasa yang pekat entah itu asin, manis, pedas, atau bahkan rasa lainya, orang lain yang tidak terbiasa dengan masakan madura tentu akan merasakan rasa yang berlebih, dan tentu saja rasanya tidak menyenangkan. Namun saat sudah mulai terbiasa kita akan bisa merasakan kenikmatan dari masakan madura.

Dalam karya ketiga seniman akan mengahdirkan masakan dengan cita rasa pedas, karena dia adalah seorang madura yang sangat menyukai rasa pedas, latar belakang seniman membuat karya ini terkait dengan apa yang terjadi di Surabaya adalah populernya masakan mengunakan cabe sebagai bahan dasarnya, yang paling gampang untuk ditemui adalah ‘sambelan/penyetan’, sambelan adalah nasi + lalapan + sambal karena kesederhanaan sambelan, ini yang membuat sambelan atau penyetan begitu populer di Surabaya. Adanya benang merah antara Sambelan atau penyetan yang ada di Surabaya dengan ciri masakan yang ada di Madura hal ini akan direspon oleh seniman untuk kemudian membuat karya yang memiliki cita rasa pedas khas madura dan di aplikasikan pada bentuk penyajian masakan lokal.

Lokasi kegiatan : /SANDIOLO (Jl. Bangkingan VIII XF.33, Perum Wisma Lidah Kulon Surabaya)

Waktu makan bersama : 9/3/2017 – 18.00

http://budidayabaik.tumblr.com/post/158185075423/sadap-hari-ke-4-buje-cabbi

One thought on “SADAP | Sandiolo Residency Program – vol.2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *