Oleh : D.N. Mukti
Seni dan teknologi adalah 2 entitas yang berbeda, namun hari ini 2 entitas ini melebur menjadi sebuah bentuk hybrid yang memiliki nilai fungsi sekaligus nilai estetik. Pada pameran yang diselengarakan oleh kampus ISTTS (Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya) memamerkan bentuk hybrid ini atau yang lebih akrab di sebut seni media baru.
Dalam pameran ini ada puluhan karya yang dipamerkan, yang terlibat dalam pameran ini antara lain adalah Universitas Negeri Surabaya, Sekolah Tinggi Karawitan dan Wilwatikta Surabaya, dan seniman profesional yang bergerak di pada bidang seni media baru. Dalam pameran ini ada beberapa karya lukis yang dipajang secara rapi, namun ada juga instalasi lukisan yang dipajang di tenggah tempat pameran dengan berserakan, saya melihat karya ini ditujukan untuk menyindir usangnya mengunakan media kanvas untuk sebagai media berkarya. Memang kanvas merupakan medium yang mudah didapat dan memiliki daya tahan, yang membuatnya menjadi pilihan utama, namun bentuk ekplorasi yang dilakukan seniman hari ini kiranya sangat tinggi dan jika hanya memakai medium kanvas saja, tentunya tidak mampu mengakomodir bentuk ekplorasi yang dilakukan.
Pameran yang bernama ‘visuarekan’ ini adalah pameran seni yang pertama yang dilakukan di kampus ISTTS, meskipun masih pertama namun pihak penyelengarakan berani untuk membuat sebuah pameran yang tidak pernah dibuat oleh kampus lain di Surabaya yaitu seni media baru. Kiranya pameran Visuarekan ini dibuat dengan menangkap pergeseran pola seni di Surabaya, terutama yang dilakukan oleh seniman muda. Di Surabaya seniman muda banyak berekperimentasi dengan bentuk kebaruan, karya-karya yang berbasis raw teknologi, dan medium yang bebas.
Pameran ini dapat menjadi sebuah tanda bagaimana seni rupa Surabaya nantinya akan hadir, dengan bentuknya yang kacau dan penuh dengan kejutan mungkin dapat menjadi sebuah identitas tersendiri bagi seni rupa Indonesia.