Untuk mengurai tema tentang seniman paruh waktu tim SKS (Serbuk Kayu Syiar) mewawancai salah satu seniman yang berdomisili di Surabaya, seniman ini selain menjadi seorang seniman dia juga menjadi salah satu staff pengajar di Universitas Negeri Surabaya, dia adalah Bapak Winarno. Kalau kalian alumnus seni rupa unesa tentu tidak asing kan ya dengan dosen yang satu ini.
Perkenlan seni rupa Pak Win dimulai ketika SMP, saat ayahnya sering membawa surat kabar yang didalamya berisi komik dan lukisan. Di SMP beliau juga mendapat pelajaran seni rupa, namun di SMP dia hanya mendapat materi seni rupa yang di arahkan ke mooi indie, disitu dia mulai bertanya-tanya mengenai karya seni rupa, kenapa karya yang ada di koran ini begitu berbeda dengan pelajaran yang didapat di SMP? Padalah karya yang ada di koran lebih terlihat lebih enjoy. Karena rasa penasaranya beliau kemudian meneruskan ke jenjang SMSR (SMA Seni Rupa), di SMSR wawasan seni rupanya mulai terbuka lebih luas lagi. Kemudian beliau memilih untuk kuliah di ISI Yogyakarya, selama di ISI dia mendapat pengalaman dan pematangan terhadap karyanya, beberapa dosen yang mengajar Pak Win dan menginspirasinya adalah; Aming prayitno, fajar sidiq, wardoyo sugiarto, agus kamal, dan Sudaresman.
Untuk tahu lebih mengenai Pak Win mari simak wawancara dengan Pak Win terkait karya yang dia buat dan bagaimana siasat untuk dapat terus berkarya di Surabaya.
Isu apa yang sering di angkat dalam karya Pak Win ?
Saya itu ada energi ketika saya itu menggangkat dunia sekitar dalam karya, seperti saat saya hidup di kota besar seperti Surabaya, pikiran saya akan terbawa dengan lingkungan sekitar, seperti rutinitas urban dan fenomena-fenomena yang terjadi pada lingkungan yang saya tinggali, ketika semua orang melakukan perilaku tidak seperti biasanya. Saya itu orang desa yang melakukan migrasi ke kota, jadi maksud saya perilaku biasanya yang berada di benak saya adalah apa yang dilakukan seperti pada orang desa pada umumnya saat saya melihat perilaku orang kota tentu sangat berbeda.
Contohnya adalah di desa suara itu frekuensinya rendah (tidak bising, karena tidak terlalu banyak aktifitas yang terjadi), namun di kota besar suara itu frekuensinya tinggi sekali. Jadi saat saya mulai melukis harus menyesuaikan alam sekitar.
Seperti tempat dimana saya tinggal dulu ketika menetap di Surabaya, Wiyung sekitar tahun 2005 hingga saat ini sudah benar benar di sulap, dulu awal saya datang wiyung itu masih berupa rawa-rawa dan perilakunya manusianya masih hanpir sama dengan orang yang ada di desa saya. Namun setelah adanya perubahan ada sebuah gerakan untuk menyeseaikan gaya hidup dengan fasilitas yang berubah. Dan tentu saya gaya hidupya bergerak seperti orang kota kebanyakan.
Bentuk karya dan aliran apakah karya pak win ?
Kalau saya… aliran itu lebih ke apa yang saya sukai, saya sendiri kurang tahu karya saya tepatnya beraliran apa. Tetapi saat orang mengkategorikan karya saya dalam sebuah kategori saya itu masih kurang percaya. ‘Ini surealis pak, Pak Win ini surealis’ saya kadang itu semau gue (tidak peduli aliran), untuk aliran kadang itu drawing, drawing bukan aliran, tapi selama proses lama-lama drawing saya menjadi surealis. Saya itu berekplorasi dengan santai, apa yang saya dapatkan ya disitu, jadi mungkin saya agak kurang tahu aliran saya apa meskipun saya paham tentang aliran.
Akhir-akhir ini…. kalau dulu awal di Surabaya saya menekuni seperti saat saya awal kuliah. Saat kuliah saya merasa ada energi kalo lukisan dibuat dengan goresan, sepertinya lebih ada koneksi. Berbeda jika saya hanya bermain-main warna rasanya kurang greget, sangat berbeda saat saya menggores. Yang susah untuk membuat karya adalah untuk memulainya, namun jika sudah dimulai saya akan betah untuk berlama-lama dan tidak mau berhenti.
Pencapaian selama berkarya lukis ?
Dalam tiap karya yang saya buat, pencapaian yang saya ingini dalam seni rupa adalah ketika karya saya ini bisa dinikmati oleh semua orang.
Selain menjadi perupa perupa apa yang digeluti oleh pak win ?dan menggapa memilih bekerja dan menjadi seorang seniman ?
Kalau masalah bekerja itu saya menggalir saja, pokoknya kalau saya bekerja yang ada hubungan nya dengan menggambar. Selain kesibukan saya menjadi seorang seniman dan penikmat karya saya itu bekerja sebagai Staff pengajar jurusan seni rupa di Universitas negeri Surabaya spesialisasi saya adalah seni lukis, gambar bentuk, sketsa, dan beberapa mata kuliah praktek lain. Ketika saya mengajar saya itu bisa malakukan improvisasi terkait cara mengajar saya, cara improvisasi ini juga bisa saya terapkan di teknik melukis saya. Ini dapat menjadi hubungan kesinambungan yang tak kan terputus antara pekerjaan sebagai seorang pengajar dan pekerjaan sebagai seorang seniman.
Menjadi fultime artis di Surabaya apakah mungkin ?
Saya rasa di mana saja kembali lagi ke-kemauan pribadi, saat kemauan diri terhegemoni oleh lingkungan sekitar maka bisa jadi itu sangat sulit untuk terjadi. Tetapi yang saya rasakan di Surabaya, sebagai seorang yang senang mengmabar, senang memvisualisasikan sesuatu seringkali terintimidasi oleh lingkungan sekitar, kita akan selalu memiliki kebutuhan yang harus terpenuhi, kalau mau menggelak juga tidak bisa, namun jika kita melulu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tentu saja akan berpengaruh pada proses karya kita. Tetapi saya yakin di Surabaya, saya yakin untuk saat ini dan kedepan saya yakin bisa. Saya yakin seniman muda sekarang lebih kaya ide, bila seniman dulu hanya didekte oleh beberapa buku, dan sangat sulit untuk melakukan manuver berkarya diluar buku itu, hal tersebut sangat berbeda dengan karya seniman hari ini. seniman hari ini mempunyai akses yang lebih luas dengan adanya gadget. Anak-anak muda sekarang ada gejolak untuk menciptakan sesuatu yang lebih, itu menurut saya.
Dimikian hasil wawancara tim SKS dengan Pak Win, dia melihat masa depan untuk menjadi seniman di Surabaya tidk sepenuhnya suram, dengan adanya media sosial semakin demokratis untuk seniman muda memilih referensi dan mencipta sesuka hatinya. Namum semua akan kembali kepada si pelaku seberapa kuat dia ingin suvive dan terus berproses. Beliau sangat yakin dengan seniman muda di Surabaya untuk dapat bersaing di kancah yang lebih luas. (dnm)
link cv & karya : https://goo.gl/Dr9C6A