Lumbung Kelana merupakan program residensi yang diikuti dan dijalankan oleh 11 kolektif yang
tergabung dalam Lumbung Indonesia, kolektif tersebut adalah Serbuk Kayu (Surabaya), Hysteria (Semarang), Pasir Putih (Lombok Barat), Gubuak Kopi (Solok), Rumah Budaya Sikukeluang (Pekanbaru), Sinau Art (Cirebon), Trotoart (Jakarta), Komunitas Kahe (Maumere), Forum Sudut Pandang (Palu), Siku Terpadu (Makasar) , dan Gelanggang Olah Rasa (Bandung). Tim Fixer dan
Gudskul juga berperan aktif dalam terlaksananya program Lumbung Kelana. Dalam program ini masing-masing kolektif menjadi host residensi dan juga mengirim anggotanya untuk bertandang ke kolektif yang lain. Dalam program Lumbung Kelana yang menjadi fokus kajian adalah strategi kebertahanan kolektif.
KELANA ANGGOTA SERBUK KAYU
Dwi Januartanto // Serbuk Kayu (Surabaya)
berkelana menuju — Komunitas Kahe (Maumere)
Dwi Januartanto (b. 1988, Lamongan) adalah pendiri komunitas Serbuk Kayu, Januar memulai komunitas ini dengan menginisiasi proyek mobil kayu pada tahun 2011. Bagi Januar, seni adalah alat untuk memeriksa realitas baik yang fakta ataupun yang fiksi. Ragam medium ia tekuni mulai dari seni derau, seni instalasi, drawing, performan, hingga seni gagasan. Hal ini ia lakukan semata-mata untuk mencoba mempresentasikan pandangannnya sebagai manusia yang mengalami kehidupan yang aktual. Di tahun 2017 Januar menjadi seniman undangan dalam Biennale Jatim 7: World is a Hoax
Hanifi Septamahtione // Serbuk Kayu (Surabaya)
berkelana menuju — Gelanggang Olah Rasa (Bandung)
Hanifi seorang Ilustrator yang berbasis di Surabaya. Memulai karir sejak tahun 2013 sebagai ilustrator dan pekerja mural bersama Welldone Studio, Surabaya Mural Projek dan Mural Capital. Saat ini aktif sebagai illustrator pada salah satu platform micro-job online. Penghargaan yang pernah diraih Hanifi antara lain: Juara II lomba Mural Indonesia di Puri Botanical Jakarta Barat, Rekor Muri lukisan terbesar wajah kota Surabaya (piagam MURI nomor 6656/R.MURI/XI/2014), Juara III Street Art Competition “ Ignite Creative Week” SUB-Co Surabaya, Juara II lomba Mural Festival PDAM, IPAM Ngagel Surabaya, Juara III Street Painting Attack, Cito Surabaya.
PESERTA LUMBUNG KELANA SERBUK KAYU
Gusmarian (Acong) // Rumah Budaya Sikukeluang (Pekanbaru)
Gusmarian merupakan seorang freelance dan tergabung di sebuah kolektif Rumah Budaya Sikukeluang sejak tahun 2018 – sekarang. Dua tahun terakhir ini ia lebih dekat bermain di grafis dengan cukil/cetak tinggi, terkadang juga ikut membantu produksi karya milik teman-temannya, mulai dari display karya hingga mengelas meja dan kursi. Ia juga mengikuti program studi kolektif dan seni rupa kontemporer yang diadakan oleh Gudskul di Jakarta periode tahun 2019 -2020 dan pameran poster grafis virtual di Gudskul Jakarta bulan Juli 2020 lalu.
Tarjo (Remik) // Trotoart (Jakarta)
Tarjo atau lebih akrab disapa Remik merupakan anggota dari Trotoart, Trotoart sendiri merupakan kolektif yang beralamat di Penjaringan Jakarta. Dalam dua terakhir ini remix menyibukan diri dengan memanfaatkan limbah kayu palet untuk membuat furniture seperti meja, bangku ataupun rak. Dan juga memanfaatkan Bambu yg tumbuh di sekelilingnya untuk di jadikan bahan anyaman atau kap lampu untuk hiasan rumah ataupun caffe. Selain itu remix juga adalah seorang design grafis untuk produksi kaos sendiri dan dari sisa cat tersebut biasa di manfaatkan untuk seni Mural.
Kharisma Adi // Serbuk Kayu (Surabaya)
Kharisma Adi yang akrab dipanggil Aris, menurutnya melukis ibarat aktivitas rohaniah. Manusia akan stabil jika konektivitas antara hati (perasaan) lalu ke pikiran (otak) dan lalu ke laku (perilaku) yang akan dijalankan. Baginya melukis adalah aktivitas secara alami yang mengedepankan kerohanian hati, dan tak jarang banyak mitos bermunculan karena karya seni. Pria kelahiran Pasuruan, 19 november 1996 ini kerap memainkan bawah sadarnya untuk memandang kehidupan yang ia lihat. Banyak visual yang lahir dari hasil kontemplasi melihat jauh ke dalam diri sendiri. Banyak karya-karyanya sekarang lahir dari nilai spirit kehidupan yang mistik. Bahan yang dipergunakan sekarang banyak melalui proses eksperimentasi dari bahan alam. Karena menurutnya alam menyimpan energi tertentu yang baik untuk energi sekitar dan alam harus tetap lestari.